Selasa, 19 Juni 2012

♥ Sumber Ilmu Menuju keRidhoan ALLAH Swt ♥

Sumber hukum untuk masyarakat umum dalam Islam haruslah berlandaskan Syariat. Ini adalah untuk menjadikan hukum Islam bersistematik sebagaimana diamalkan oleh Rasulullah SAW.
Laduni dan Kashaf sebenarnya bukan ilmu. Ia merupakan cara ilmu itu disampaikan. Laduni ialah cara Allah memberikan sesuatu perkara ilmu kedalam pengetahuan orang itu Tidak melalui pendengaran atau penglihatan Dengan perkataan lain dan tanpa proses belajar.
Khasaf artinya cara seseorang dlm melihat perkara- yang ghaib pada mata kasar. Pandangan khasaf ialah pandangan menggunakan mata bashir (mata batin atau mata ruhani). Kalau mata kasar menggunakan penerang atau cahaya (cahaya matahari atau lampu di sekitar ) untuk melihat, maka mata basir menggunakan “nur” untuk melihat. Kekuatan mata bashirpun berbeda beda. Paling rendah bisa melihat dimensi jin (dan syaitan). Peringkat lebih tinggi boleh melihat dimensi malaikat (alam malakut), dimensi roh. kemudian Paling tinggi ialah dimensi ketuhaan (Alam Lahut). Jadi ilmu-ilmu ini walaupun sumbernya dari Allah SWT, tetapi melalui cara yang berbeda beda . Sesuai dengan Ilmu Syariat yang bersifat zhahir dan membicarakan perkara-perkara yang zhahir semata-mata, maka cara penyampaiannya juga menggunakan peralatan zhahir, seperti ada guru zhahir, kitab-kitab yang bersumberkan Quran dan Hadist Rasulullah SAW.
Tariqat ialah jalan atau cara untuk meningkatkan IMAN, TAQWA dan seterusnya dan mendapatkan keridhloan Allah SWT. Jadi, untuk mendapatkan keridhloan Allah, mestilah menggunkan jalan atau peraturan yang diridhai Allah. Apabila sesorang pengamal tariqat beramal bersungguh-sungguh dengan ikhlas dibawah panduan seorang guru yang murshid, derajat IMAN dan Taqwanya meningkat dari hari kehari. Hasil dari peningkatan ini, “dirinya” yang di dalam diri zhahir, atau ronya, menjadi bertambah kuat dan sehat. Mata bashirnya semakin terang sehingga mampu alam ghaib atau kashaf. Setelah kasyaf dan sudah melihat dimensi-dimensi yang dijelaskan tadi, IMANnya meningkat dari ILMU YAKIN kepada AINUL YAKIN. Kalau sebelumnya murid itu yakin adanya alam ghaib kerana percaya kepada ilmu syariat yang dipelajari. Tetapi sekarang ini telah melihat sendiri adanya alam ghaib tersebut. Naiklah derajat menjadi AINUL YAKIN (Ain bermakna mata).
Kemudian Allah membuka lagi lautan ilmu berkenaan dengan Rahasia Allah kepada murid ini melalui guru-guru ghaib yang terdiri daripada Wali-wali Allah atau ALLAH memberi terus melalui Laduni. IMAN murid tadi meningkat lagi sehingga HAQQUL YAKIN. Ia itu yakin sebenarnya-benar yakin. Inilah derajat yakin para Nabi-nabi. Setelah mengetahui rahasia-rahasia kejadian alam ini, maka dikatakan murid tadi telah mendapat HAQIQAT. Ia itu mengetahui kejadian makhluk Allah disegi zhahirnya dan ghaibnya (batinya). Setelah mendapat HAQIQAT, seterunya murid tadi dengan kurniaNYA, mungkin akan ditambah lagi ILMUnya sehingga mengenal KHALIQ, Yang Maha Pencipta yaitu ALLAH YANG MAHA PERKASA. Inillah dikatakan telah mendapat MAKRIFAT. Ia itu mengenal ALLAH sebagaimana ALLAH sendiri memberi tahu diriNYA.
Jadi sebagai kesimpulan, Tariqat itu masih berbentuk syariat karena ia ilmu zahir. Hasil dari amalan tariqat, seseorang itu dikaruniakan Haqiqat dan Makrifat.
Guru murshid ialah guru yang telah mendapat sekurang-kurangnya peringkat Haqiqat kalaupun tidak level nya berada di Makrifat. Jadi kesimpulanya, kalau kita bukan ahlinya, jangan lah seperti orang buta yang coba menceritakan bentuk seekor gajah. Orang buta yang pegang belalai tentu mengatakan gajah itu seperti ular. Orang buta yang pegang kaki, katanya gajah seperti tiang, begitulah seterusnya.
Kalau berbicara masalah Tariqat, janganlah tanya hadis atau nashnya. Lihatlah siapa yang mengajar dan siapa muridnya. Mana silsilahnya. Tariqat yang jelas. Tariqat yang salah pun jelas. Kalau amalan Tariqat tersebut bertentangan dengan Syariat, jangan ragu lagi. Pasti Ilmu sesat. Seperti sholat tanpa kelakuan atau sholat niat atau disebut juga sholat batin, tentu sesat kerana sholat mesti ada tiga, niat, berkata-kata dan berkelakuan. Kalau tidak mampu menjaga aurat, sering bercampur laki-laki dan perempuan bukan mahrom nya suda pasti Sesat ajaran nya.
Bahkan, semakin tinggi seseorang itu dalam perjalanannya menuju keridhloan Ilahi, semakin banyak dia sholat. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. Kalau semakin tidak pernah sholat, sudah pastilah syetan atau iblislah gurunya
Sebagai kesimpulan, kalau kita bermaksud untuk menjadi orang yang diridhai Allah SWT Harus Belajar dan beramal Tariqat. Seseorang yang mengamal Tariqat pasti tahu dengan yakin dengan segala amalnya apakah pasti diterima atau tidaknya Allah SWT .,dan sebelum ia meninggal dunia . Ia selalu istiqomah dalam memperbaiki diri. dan mereka ini lah yang insyaallah mendapat julukan Wali-Wali Allah..
wallahu a'lam bisshowab,.

0 komentar:

 

i