Sabtu, 18 Februari 2012

► Kitab Yang Mengaku Asli Dari Allah Swt Haruslah Memenuhi Syarat Ini ♥


Sebuah Kitab yang mengaku Asli dari ALLAH SWT, haruslah berani dihadapkan dengan segala macam persoalan, disegala zaman, dari segala segi, segala sisi, dari sudut manapun.

Dari segi Sastra, matematika, astronomi, sains, tata negara, muamalat, ekonomi, Kode-kode angka, jumlah surah, jumlah ayat, jumlah kalimat, jumlah huruf, segala ilmu, segala abad, sejak penciptaan alam semesta, masa lalu, masa kini, masa depan, hingga masa kiamat & kehidupan setelah kiamat sekalipun

Dan zaman ini ialah zaman ilmu pengetahuan, apakah Qur'an dapat mengikuti perkembangan zaman???

Ilmu pengetahuan modern baru baru ini membuktikan bahwa air meliputi 71,111% wilayah bumi, dan selebihnya daratan menutupi 28,8889%.

Dalam Qur'an disebutkan kata "DARAT" sebanyak 13 ayat, dan kata "LAUT" ialah 32 ayat. Mari kita perhatikan baik baik:

Darat =13 ayat
Laut = 32 ayat
Jumlah = 45 ayat

Prosentase DARAT = 13/45 = 28.888888889%
Prosentase LAUT = 32/45 = 71.111111111%

Jadi
Pendapat Qur'an, Darat = 28.889%, Laut=71.111%
Bukti Ilmiah Nyata, Darat=28.889%, Laut=71.111%

Maka mengapa mereka tak juga beriman? Mengapa mereka masih memfitnah Rasulullah Muhammad SAW yang mengarang Qur'anul Kariim ini??? Darimana Nabi Muhammad saw tahu semuanya itu ?Apakah mereka tidak memperhatikan?

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. 4 An-Nisaa':82)

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Qs. 41 Fushshilat:53).

Sekarang, mari kita lihat lagi mukjizat lainnya tentang angka.

SHALAT, disebutkan 5 x
BULAN, disebutkan 12 x
HARI, disebutkan 365 x
Apakah ini kebetulan?

Lalu Bagaimana dengan keseimbangan jumlah kata dibawah ini:
1. Dunia disebutkan 115 kali >< Akhirat disebutkan 115 kali.
2. Malaikat 88 kali >< syaitan 88 kali.
3. Kehidupan 145 kali >< kematian 145 kali.
4. Baik/manfaat 50 kali >< Jahat 50 kali.
5. Orang2 50 kali >< Nabi 50 kali.
. Musibah (bencana) 75 kali >< Syukur 75 kali.
7. Lidah 25 kali, khotbah 25 kali.
8. Harapan 8 kali >< Ketakutan/kecemasan 8 kali.
9. Penderitaan 114 kali >< Kesabaran 114 kali.
10. Laki2 24 kali >< Wanita 24 kali.

Dan masih banyak keajaiban keajaiban Al Quran yang berkaitan dengan keseimbangan kata didalamnya. Apakah ini kebetulan pula ? Apakah ini karangan dari Rasullullah Muhammad SAW yang notabene tak dapat menulis ? dari zaman 1400 tahun lalu?

Sungguh ini hanya dapat dipahami oleh orang yang bukan cuma BERAKAL, tetapi juga mempergunakan akalnya itu.. semoga bermanfaat

♥ Satu Kalimat Sederhana Tapi Kedahsyatannya Sanggup Menjebol Tembok Yajuj & Majuj ♥


Di antara bangsa-bangsa manusia, tidak ada bangsa yang sekuat ya'juj ma'juj, sekejam ya'juj ma'juj, dan sebanyak ya'juj ma'juj. Namun tidak disangka, bahwa kelak yang membebaskan mereka dari tembok kokoh dzilqarnain adalah kalimat 'Insya Allah'.

Nabi Sulaiman a.s. lupa mengatakan "Insya Allah" saat mengatakan, "Malam ini aku akan menyetubuhi 60 atau 70 istriku sehingga mereka hamil. Lalu, setiap istriku melahirkan seorang anak lelaki yang akan menjadi mujahid penunggang kuda fisabilillah." maka ia pun gagal memiliki anak (Kisah Nabi Sulaiman ini terabadikan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Ketika malam itu beliau memang menyetubuhi 60 atau 70 istrinya, tetapi yang hamil hanya salah satu diantara istrinya. Bahkan anak yang dilahirkannya pun dalam keadaan tidak sempurna fisiknya. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda : "Kalau saja Nabi Sulaiman as mengucapkan insya Allah, niscaya mereka akan berjihad di jalan Allah sebagai penunggang kuda semuanya." (HR Bukhari dan Muslim)}

Nabi Muhammad 'alaihi sholawat wassalam pernah ditanya oleh An-Nadhar bin Al-Harits dan `Uqbah bin Ani Mu'ith sebagai utusan kaum kafir Quraisy. Pertanyaan yang diajukan oleh kedua orang ini adalah : Bagaimana kisah Ashabul Kahfi ?, Bagaimana kisah Dzul Qarnain ?, dan Apa yang dimaksud dengan Ruh?.

Rasulullah saw bersabda kepada dua orang itu "besok akan saya ceritakan dan saya jawab.". Akan tetapi Rasulullah saw tidak mengucapkan "Insya Allah". Akibatnya wahyu yang datang setiap kali beliau menghadapi masalah pasti terputus selama 15 hari.

Sedangkan orang Quraisy setiap hari selalu menagih janji kepada Rasulullah saw dan berkata "Mana ceritanya? besok..besok..besok..". ketika itu Rasulullah saw sangat bersedih. Akhirnya Allah menurunkan wahyu surat Al-Kahfi yang berisi jawaban kedua pertanyaan pertama, pertanyaan ketiga berada dalam surat Al-Israa ayat 85.

Allah berfirman pada akhir surat Al-Kahfii :
"Janganlah kamu sekali-kali mengatakan, 'Sesungguhnya saya akan melakukan hal ini besok,' kecuali dengan mengatakan Insya Allah." (QS Al-Kahfi :23-24)

Sebuah kalimat yang sering kita sepelekan dan kita salah artikan tetapi orang yang paling mulia disisiNya, yang telah diampuni dosanya baik yang telah lalu dan yang akan datang pun ditegur oleh Allah swt karena tidak mengucapkan Insyaa Allah. Ada rahasia besar apa dibalik kalimat Insya Allah ?

Perhatikan petikan ayat diatas, di ayat tersebut Allah memerintahkan manusia ketika semua rencana sudah matang dan pasti janganlah mengatakan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” tetapi harus diikuti dengan ucapan Insya Allah.

Sebab ucapan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” adalah sebuah UCAPAN KEPASTIAN, keyakinan diri jika hal itu benar benar akan dilakukannya, BUKAN KERAGU-RAGUAN.

Benar,..............Insya Allah adalah penegas ucapan kepastian dan keyakinan. Bukan keragu-raguan. Dari situlah tubuh kita mengeluarkan semacam kekuatan dan kepasrahan total yang tidak kita sadari sebagai syarat utama tercapainya sebuah keberhasilan.

Manusia hanya berencana dan berikhtiar, Allah yang menentukan hasilnya. Manusia terlalu lemah untuk mengucapkan ‘pasti’, karena Allah sebagai sang pemilik tubuh ini dapat berkehendak lain.

Ingat baik baik !!!Jika kalian tidak yakin atau tidak dapat memastikan sebuah rencana, maka jangan pernah mengatakan Insya Allah, cukup katakan saja “Maaf, saya tidak bisa” atau “Maaf, saya tidak dapat menghadiri…”. (begitulah cara Allah membentuk mental tangguh generasi Pilih tanding)

Tetapi Bila pembaca situslakalaka yakin bisa melakukan rencana itu, maka katakanlah “Insya Allah”, niscaya kalian akan melihat sebuah ketentuan Allah sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh-Nya.

"Mereka (Ya'juj & Ma'juj) berusaha untuk keluar dengan berbagai cara, hingga sampai saat matahari akan terbenam mereka telah dapat membuat sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini." Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali seperti sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka bekerja kembali untuk membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi berulang-ulang. Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah membuat lubang kecil pemimpin mereka tanpa sengaja berkata, “Insya Allah, Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita bisa keluar dari sini.” Maka keesokan paginya lubang kecil itu ternyata masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi."

Jika kaum perusak sekelas ya'juj dan ma'juj saja bisa berhasil meskipun tanpa sengaja mengucapkan Insya Allah, bagaimanakah halnya dengan kita umat islam ? apalagi jika disertai dengan kesadaran dan penuh kepastian mengucapkannya ?? Yakinlah.......Janji Allah swt selalu benar, Dia lah sebaik baik penepat Janji.

Jumat, 03 Februari 2012

► Perubahan kearah yang lebih baik


► sunnatullah fii taghyiiri ahwa linnaasi fil qur’anil kariim atau Perubahan kearah yang lebih baik

Allah Swt telah meletakkan aturan2 baku di alam ini, siapapun yang dapat menjalankan aturan Allah swt tersebut maka ia akan meraih kesuksesan setidaknya dalam kehidupan dunia ini. Aturan baku itu disebut dengan "sunnatullah".

Kondisi manusia pada dasarnya bisa dirubah apabila ada kemauan dari manusia itu sendiri untuk merubahnya.Iman, akhlak dan tingkah laku yang baik akan dapat merubah kondisi negatife yang dialami seseorang menjadi kondisi positif yang penuh kenikmatan. Sebab Allah subhanahu wa ta’ala telah memberlakukan hukum sebab akibat di dunia ini.

" Siapa yang memikir kan akibat tentu selamat dari berbagai bencana "

Siapapun orangnya yang melaksanakan sebab dengan baik maka ia akan mendapatkan akibat yang baik pula.


Suatu contoh, ada anak orang Islam, ia tidak pernah masuk sekolah dan tidak pernah belajar sama sekali, maka ia dipastikan tidak naik kelas atau tidak lulus ujian. Akan tetapi meskipun ia kafir, namun ia rajin belajar dan masuk sekolah maka ia akan dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik.

Hal ini mestinya disadari oleh orang islam, bahwa untuk mencapai kemajuan tidak mungkin dapat dicapai dengan berkhayal dan berpangku tangan semata sambil menunggu pertolongan Allah, akan tetapi kemajuan itu harus diusahakan dan dijemput dengan ikhtiar yang maksimal.

Perubahan keadaan manusia itu merupakan sunnatullah, yang letak keberhasilannya digantungkan dari usaha manusia itu sendiri untuk berubah.

Tulisan ini hadir dalam rangka mengungkap sunnatullah fi taghyiiri ahwa linnaasi fil qur’anil kariim, sehingga diharapkan dapat menambah motivasi bagi siapapun yang membacanya untuk selalu berbuat baik dan berusaha kearah yang lebih baik lagi.

Sementara,.pengertian taghyiir menurut Ibnu Mandzur dalam kitab Lisaanul Arab disebutkan
Artinya : berubahnya sesuatu dari kondisinya, menukar, merubah dan menggantinya seolah-olah ia menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
ذلك بأَن الله لم يَكُ مُغَيِّراً نِعْمةً أَنعمها على قوم حتى يُغَيِّروا ما بأَنفسهم

Artinya : Demikianlah Allah tidak akan merubah kenikmatan yang telah Ia berikan kepada suatu kaum hingga mereka merubahnya sendiri.(QS.Al-Anfal :53)

Tsa’labi berkata bahwa makna dari حتى يُغَيِّروا ما بأَنفسهم adalah حتى يبدِّلوا ما أَمرهم الله (sehingga mereka merubah apa yang diperintahkan Allah kepada mereka).

akhirul kalam > semoga bermanfaat

 

i