Selasa, 13 Juli 2010

► Istri Pertama ,kedua ,ketiga ,dan keempat

Dahulu kala…Ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri. Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang paling enak. Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri.Dia juga sangat memuja isteri ketiganya dan selalu memamerkannya ke pejabat-pejabat kerajaan tetangga. Itu karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan meninggalkannya. Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan hatinya, yang akan selalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya. Pada saat sang raja menghadapi suatu masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya hanya pada isteri ketiga karena dia bisa membantunya melalui masa-masa sulit itu. Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya. Akan tetapi, si raja tidak peduli terhadap isteri pertamanya ini meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja untuk memperhatikan isterinya itu. Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kematiannya sudah dekat. Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berpikir, “Saat ini aku memiliki 4 isteri disampingku, tapi ketika aku pergi, mungkin aku akan sendiri”.
Lalu, bertanyalah ia pada isteri keempatnya, “Sampai saat ini, aku paling mencintaimu, aku sudah menghadiahkanmu pakaian-pakaianyang paling indah dan memberi perhatian yang sangat besar hanya untukmu. Sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku?” “Tidak akan!” balas si isteri keempat itu, ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya. Raja yang sedih itu kemudian berkata pada isteri ketiganya, “Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku. Sekarang aku sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku?” “Tidak!” sahut sang isteri. “Hidup ini begitu indah! Saat kau meninggal, akupun akan menikah kembali!” Perasaan sang rajapun hampa dan membeku. Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya pada isteri keduanya, ” Selama ini, bila aku membutuhkanmu, kau selalu ada untukku. Jika nanti aku meninggal, apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku? “Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaaanmu!” jawab isteri keduanya. “Yang bisa aku lakukan, hanyalah ikut menemanimu menuju pemakamanmu.” Lagi-lagi, jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya. Tiba-tiba, sebuah suara berkata: “Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi.” Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari siapa yang berbicara dan terlihatlah olehnya isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus, seperti menderita kekurangan gizi.
Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata sendu, “Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku masih punya banyak kesempatan!”
Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai ’4 isteri’ dalam hidup kita….
‘Isteri keempat’ kita adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita habiskan untuk membuatnya terlihat bagus, tetap saja dia akan meninggalkan kita saat kita meninggal, Kemudian ‘Isteri ketiga’ kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.
Sedangkan ‘isteri kedua’ kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama waktu yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita hingga ke pemakaman. Dan akhirnya ‘isteri pertama’ kita adalah jiwa, roh, iman kita, yang sering terabaikan karena sibuk memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu. Padahal, jiwa, roh, atau iman inilah yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi. Jadi perhatikan, tanamkan dan simpan baik-baik dalam hatimu sekarang! Hanya inilah hal terbaik yang bisa kau tunjukkan pada dunia.

♥ Hakikat sakit

♥ Mengapa ALLAH menciptakan orang Miskin ?
♥ Mengapa ALLAH menciptakan orang Kaya ?
♥ Mengapa ALLAH menciptakan orang Sakit ?
♥ Mengapa ALLAH menciptakan orang Sehat ?
Tentu saja semua ada alasannya
► Yang pertama :
Agar kita mempunyai rasa sosial yang tinggi terhadap sesama. Orang yang kaya diperintahkan oleh ALLAH untuk gemar bersedekah kepada orang yang miskin.
Orang yang sehat juga diperintahkan oleh ALLAH untuk mengunjungi orang-orang yang sedang sakit.
Dan mereka semua harus bersyukur atas semua yang telah ALLAH berikan kepadanya. Jangan selalu melihat keatas karena kita tidak akan pernah bersyukur, selalu merasa kurang tapi lihatlah kebawah, banyak orang yang berada jauh dibawah kita.
Orang Sakit
Jangan mengeluh ketika kita sedang sakit karena pada saat kita sakit ALLAH akan mengirimkan 4 orang malaikat kepada kita.
1. Malaikat pengambil kekuatan
Jika kita sakit maka seluruh badan kita akan sakit, lemas dan tak berdaya, semua itu diakibatkan kita kehilangan kekuatan dari tubuh kita.
2. Malaikat Pengambil nafsu makan
Jika kita sakit maka nafsu makan kita akan kehilangan nafsu makan, semua makanan tidak ada yang enak, karena nafsu makan kita diambil dari tubuh.
3. Malaikat pengambil cahaya
Jika kita sakit maka wajah kita akan tampak lesu, dan pucat tak bercahaya, semua itu karena cahaya dari wajah kita diambil oleh malaikat tersebut.
4. Malaikat mengambil dosa-dosa kita
Jika kita sakit maka beberapa dosa-dosa kita akan berguguran karena diambil oleh malaikat tersebut.Setelah kita sembuh dari sakit maka ALLAH menyuruh 3 malaikat tersebut untuk mengembalikan kekuatan tubuh kita, mengembalikan nafsu makan kita, Mengembalikan cahaya wajah kita dan ALLAH tidak menyuruh malaikat keempat untuk mengembalikan dosa-dosa kita tapi ALLAH menyuruh malaikat tersebut membuang dosa kita ke laut.Jadi jika kita mengalami sakit janganlah mengeluh dan menyalahkan atas sakit yang kita derita.

Jumat, 09 Juli 2010

► Godaan orang berilmu

Jangan disangka bahwa seseorang yang berilmu sudah otomatis terlindungi dari kebodohan dan terlepas dari godaan. Meskipun orang berilmu berada di tingkatan yang lebih tinggi daripada makhluk-makhluk lain, ia juga tetap menghadapi godaan yang tidak kalah besar. Bahkan godaan orang yang berilmu jauh lebih besar dibandingkan godaan orang-orang selainnya. Begitu pula dalam akibatnya, bila ia berhasil
maka jadilah ia orang yang paling takut [dekat] di sisi Allah. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. [QS. Al-Fathir: 28].

Dan sebaliknya, ketika ia gagal dalam menghadapi godaan, maka ia hanya menjadi penyebab kerusakan di muka bumi. Dia jugalah yang disinyalir oleh Rasulullah SAW sebagai manusia selain Dajjal lebih ditakuti "karena sangat halus geraknya
dari pada Dajjal itu sendiri. Rasul SAW ditanya, Siapakah mereka wahai Rasulullah? Mereka adalah ulama-ulama yang jahat (ulama al-sui). (Muslim: 5/145).
Apa saja godaan orang berilmu? Yang pertama adalah harta benda atau duniawi. Ini adalah cobaan yang paling ringan. Orang yang berilmu seringkali dihadapkan pada
pilihan-pilihan yang terkadang menyulitkan. Ketika seseorang menjadi ilmuwan, maka dengan sendirinya harta dunia itu datang. Kesempatan orang yang berilmu dalam mendapatkan dunia lebih besar daripada orang yang tidak berilmu. Di sinilah orang yang berilmu digoda. Apakah ilmu Yang dimilikinya bisa mengatur nafsu syahwatnya [yang cenderung pada dunia]? Ataukah sebaliknya, nafsu syahwatnya lah yang menjadi pengatur ilmunya? Apakah yang terakhir ini bisa terjadi pada orang yang berilmu?
Bagaimana bisa?
Memang tidak salah bila orang berilmu mendapatkan harta dunia dari ilmu-ilmunya. Tidak salah bila seorang dokter mendapatkan upahnya. Pun tidak salah bagi seorang guru/dosen mendapatkan bisyarahnya. Namun yang disalahkan adalah bila ilmu dijadilakn legitimasi dari keinginan-keinginan duniawinya. Yang salah adalah dokter yang menyalahgunakan keilmuannya demi sejumlah rupiah. Yang berbahaya adalah ulama/ilmuwan/cendekiawan yang memanfaatkan kedalaman ilmu [baca pengetahuan] nya demi sejumlah harta. Kalau apa yang dibuat oleh dokter dalam penyahgunaannya mungkin menyebabkan malpraktek, atau paling parah bisa menyebabkan kematian fisik manusia, maka kesalahan ulama terhadap penyalahgunaan ilmunya bisa lebih berbahaya dari
sekedar kematian fisik. Kesalahan bisa menyebabkan kebingungan umat serta menjadi penyulut para hamba Allah untuk bermaksiat kepada-Nya. Yang paling berbahaya adalah tingkah ulama ini bisa juga menghancurkan akidah umat. Hal tersebut bisa terjadi hanya karena kecenderungannya pada harta benda.
► Godaan yang kedua adalah kehormatan dan nama baik di mata makhluk. Ini adalah penyakit jiwa. Mungkin saja orang berilmu terhindar dari godaan harta yang hina karena ketampakannya, maka ia tidak begitu saja lepas dari godaan kedua yang halus ini. Ia adalah godaan yang lembut dalam jiwa manusia. Kecenderungan orang yang berilmu setelah penguasaan yang mendalam dalam keilmuan adalah keinginan untuk
dihormati. Ia merasa berhak dengan penghormatan semua makhluk karena ketinggian ilmunya. Bila cinta/gila hormat dari makhluk ini dibiarkan begitu saja, maka orang berilmu akan terjangkit pada penyakit ketiga yang paling berbahaya, yaitu kesombongan. Pada godaan ini, orang berilmu memang tidak lagi berhadapan dengan harta dunia. Mungkin saja ia berhasil melewati harta dunia. Tapi kesombongan adalah hal yang sangat halus yang masuk ke dalam jiwa manusia. Bila orang yang berilmu lengah sedikit saja, ia akan dimasuki rasa ini. Bahwa akulah orang yang paling berilmu. Bahwa akulah orang yang paling dekat di sisi Allah. Tidak ada orang yang lebih alim dariku. Begitu kira-kira godaan yang ada di dalam hatinya.
> Akibatnya, ia akan menyepelekan orang lain, mengaggap orang lain lebih bodoh dan rendah, serta enggan menolak apa yang datang dari orang lain, walau itu suatu yang benar. Ia mengaggap bahwa ia adalah segala-galanya, yang lebih mengetahui dan memahami setiap sesuatu dibanding lainnya. Pada tahap yang lebih berbahaya adalah penolakan orang berilmu pada keberadaan Allah dan kenyataan akan kebesaran-Nya. Ia tiada segan untuk menafikan Allah dalam kehidupannya. Ia hanya mengagungkan ilmunya. Ia lupa kepada Sang Pemberi ilmu, Sang Mahatahu. Kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami, ia berkata, ËœSesungguhnya aku diberi nikmat ini hanya karena kepintaranku. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. [QS. Al-Zumar: 49]. Na'udzubillah. Padahal, apa yang diketahui oleh manusia hanyalah setetes dari luasnya samudera pengetahuan Allah. Sejatinya, ilmu adalah perantara yang mengantarkan kita semua pada kedekatan kepada-Nya. Itu pula yang diisyaratkan oleh al-Qur`an. Karena tujuan sejati dalam pencarian ilmu adalah pendekatan kepada-Nya. Orang yang berilmu adalah orang yang paling bertakwa. Dan barang siapa yang bertakwa maka Allah akan lebih mencurahkan ilmu-Nya. [QS. Al-Baqarah: 282]. Bukan harta, kehormatan, maupun kesombongan
yang diharapkan dari orang-orang yang berilmu. Maka, marilah kita menjadi padi, semakin berisi ia akan semakin merunduk. Semakin berilmu sudah semestinya membawa kita pada ketundukan kepada Allah, serta membawa kita pada kesadaran pada kita tidak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah. Ilmu kita tidak ada bandingannnya dengan ilmu Allah, bahkan seujung kuku pun. Ya Allah, Robbi
zidni ilman warzuqni fahman..Amiin.juli 2010

 

i